Kematian adalah tujuan bagi semua yang hidup.
Saya selalu canggung di tengah suasana teman yg sedang berduka karena keluarganya ada yg meninggal. Apakah saya harus
becanda menghiburnya, takut dianggap kurang pantas. Apa saya harus turut larut dlm kesedihannya, takut malah membuatnya tambah sedih, pdhal dia lg butuh encouraging kan. Ahh.. entahlah, aku benci suasana duka.
Suasana canggung ini terjadi terakhir kali saat ayahanda seorang teman
kantor saya, Hastomo latu, meninggal. Ditengah keramaian suasana duka aku tak tau
harus berbuat dan berkata apa.. hanya diam dg air muka& berduka. Tapi bahagia dan duka adalah permaiann hidup mengisi bergantian.. walau kadang datang bersamaan. Ayahanda temen saya yg lain, setelah tergeletak lama sakit menahun krn lumpuh terkena stroke. Beberapa waktu yg lalu meninggal juga, sedih pasti.. namun sisi lain lega krn akhirnya penderitaan akan sakitnya berakhir. Sedih krn ia meninggalkan anak dan istri, senang karena anak dan istri berada di sampingnya dgn sabar dan penuh kasih sayang merawatnya sampe ajal menjemputnya.
Sesekali terlintas di benak, klo skrg saya meninggal apakah org akan menagis buat saya. Keluarga? teman dekat? kolega..? tak perlu lah. Sapa tau justru saya yg meninggal berada di tmt yg lebih baik. Jauh dari
dunia yg sakit dan setengah busuk ini.
Brp sering kah kita memikirkan kematian. Pdhal agama ngajarin kita
untuk sering2 mengingat mati. Karena kematian adalah ketentuanNya yang
pasti, dan bukan hanya milik mereka yg tua lanjut usia atau yg sakit
lama. Dia dtg tanpa mengetuk pintu, tanpa permisi, tanpa basa basi,
langsung membawa kita pergi.. dan innalilahi

No comments:
Post a Comment