
jam menunjukan jam 5 lewat. tanggung, sedikit lagi beduk magrib. perut ku sudah melilit tak karuan, mungkin ini 1 jam plg menyiksa dlm hidupku, pikir ku. maklum usia ku saat itu masih bilangan 1 digit. melihat ku yg sudah jumpalitan tak karuan menahan lapar ayahku menasehatiku, “tanggung sayang tinggal sebentar lagi buka”. nasehat lembut ayahku tak membantu ku mengusir lapar puasa ini. im still feel in egony. menyadari nasehat lembutnya yg tak berhasil, ayah mengganti strategi. iya mengajak ku pergi utk membeli eskrim, makanan favorit ku saat itu. tersentak aku, membayangkan eskrim yg begitu nikmat yg akan ku santap apalagi sudah tak tahan lg aku menahan lapar ini. ayahku mengeluarkan mobil, mengajakku pergi ke warung kakeku yg berada di ragunan. perjalanan ps minggu ke ragunan tak terasa, padahal ayahku menyetir dgn lambat dengan maksud mengulur waktu. mungkin karena bayangan eskrim di kepala ku atau mungkin karena aku selalu menikmati jalan2 dgn mobil ayahku.
tepat magrib saatku tiba di warung kakeku. seperti janji ayahku, ia memberikan ku 1 cup eskrim campina. eskrim ternikmat yg pernah aku rasakan dalam hidupku. rasa vanila-coklat…

No comments:
Post a Comment