Wednesday, May 13, 2009

Antara Pria dan Cowok



Meratiin iklan gudang garam yg belakangan ini sering muncul ga? yg ituloh iklan TV bergaya testimonial yang angkat tema perbedaan cowok denga pria. klo di iklan itu sih maksudnya pria adalah laki2 dewasa yg sudah matang, sedang cowok laki2 yg blom diangap dewasa/matang. gw jadi tertarik untuk buat kategori gw sendiri deh, apa sih syarat seorg laki2 itu disebut pria ato dia masih dianggap cowok. Jadi analogi 'pria' versi TVC itu, katanya sih 3M (matang, mapan, menarik) katanya model cewek yg ada dlm TCV itu.

ayo kita kotak-katik iseng, menurut gw ada 4 hal yang mengkategorikan cowok bertransformasi menjadi pria, klo statusnya dia udah berani secara layak menjadi suami trus jadi ayah, berdsarkan sifatnya dia sudah bisa menjadi protektor dan menjadi provider.

1. Suami,
udah jadi pria klo dia udah berani ngambil keputusan besar dlm hidupnya. menikah bukan hanya perkara kawin kan yah, bener ga wok cowok? tp lbh dr itu, mengambil sebuah tanggung jawab besar pula. yah walaupun kawinnya juga penting sih, katanya org bule, sex turn boys become a man (dasar bule cabul). Termasuk yg meritnya gara2 accident, menurut gw yah bisalah dianggap pria. paling engga kan si cowok brani ambil tanggung jawabnya walaupun not in the proper way. intinya cowok brani nikah, meyakinkan dirinya utk jd suami, mencari solusi keluar dr belenggu2 normatif, seperti bagaimana menafkahkan, penafkahan, dll. Jadi inget temen gw ,Danil, dia beraniin diri nikah walaupun dianya sendiri kerjaanya masih serabutan, tapi dia punya komitmen kuat pengen nikah. untungnya pacaranya anak khiyai yang ga terlalu pusingin itung2 masalah uang. asal niatnya udah baik, yakin aja nanti pasti akan jadi baik. Seorang teman yg laen ada juga yg punya tekad & semangat buat nikah, siap menikah walaupun secara finansial blom mencukupi untuk hidup sekedar layak di negeri ini. dengan bangga dia bercrita.. "gw dah pengen nikah, eh taunya gw dpet jodoh cewek org kaya, gila beruntung bgt gw. jd pas nyelenggraian pestanya udah dia yg nanggung deh." gw jd bingung yah, seharusnya kan itu jd aib buat dia kok dia critanya malah bangga yah.

2. Ayah,
seorang ayah, pemimpin dari keluarga dan suritauladan pertama bagi anak2nya dalam keluarga. Tentu saja ini merupakan tanggung jawab besar lainnya. membawa nyawa orang lain ke dunia untuk kita didik dan ajarkan sebagai penerus nilai2 kita dlam hidup. gw juga ada seorang teman, Andi, ia merupaka ayah dari kedua putranya. klo diluar rumah ia biasanya males2an mengerjakan sholat, lain halnya bila ia di rumah. Ia harus menyegerakan sholat memberi contoh yg baik dan imam untuk anak2nya. yah mestinya sih diluar ataupun di dlm rmh dia harus tetap menjadi tauladan yang baik, di lihat anaknya ataupun tidak. tapi itu masih lbh baiklah, ada juga yah ayah yg bisanya cuma menyuruh anaknya berbuat baik tapi dia sendiri tidak memberikan contoh kpd anak2nya, pokonya "do it what i said but dont do what i do." wah..wahhh.... Menjadi suami dan menjadi ayah adalah dua tanggung jawab yang berbeda, makanya gw kategoriin beda. suami keterkaitannya lbh kepada tanggung jawabnya kpd istri sedang ayah keterkaitannya lbh kpd anak. seorang suami yang baik blom tentu bisa menjadi ayah yang baik, begitu juga menjadi ayah yang baik terkadang juga bukan suami yang baik. tentu idealnya adl kedua-keduanya serasi dan beriringan, suami sekaligus ayah yg baik.

3. Provider,
seorang pria sudah menjadi penyedia kebutuhan bagi orang2 yang berada dlm tanggungannya yang dianggap perlu. provider ini lebih bersifat material, mencukupi kebutuhan secara lahiriah.

4. Protektor,
seorang pria sudah bisa mengambil tanggung jawab sebagai pelindung. memberikan rasa aman bagi orang2 dalam keluarganya. protektor ini lebih sifat

tapi dari 4 hal diatas kok gw blom memenuhi satupun yah, huahahahaaa... beararti gw mang masih cowok bgt. kapan yah bisa menjadi pria. weihhhh... buat pria2 di luar sana, ur the man.

oia kayanya awal tahun depan gw bakalan jadi oom deh, hihihihiii... adek gw dah hamil 3 mgg kata dokternya. wah bakalan jd cucu pertama di keluarga gw nih. doain yah supaya adek gw dan kandungannya sehat2 aja yah sampai masa persalinannya... amin


/jnk/

Hujan di Alam Imagi




Weihhh jakarta the megapolitan mati lampu lg nih, plus kayanya bakalan ujan deres, mana air di rumah mati dr kmaren..yah alamat ga mandi lg deh, untung persedian parfume refill masih ada. yah klo jadi ujan mandi air ujanan aja ahhh, lari2an kaya dulu waktu kecil. Dulu seru bgt mandi ujan2an, lari2an di jalanan sambil berkhayal jadi super hero. Mungkin efek ujan meningkatkan daya imajenasi pada anak2 yah? bisa diteliti tuh buat tesis, korelasinya antara suasana hujan dan daya imajenasi pada anak2. Hihihiii.. Penelitian yg ga guna. klo skrg maen ujan2an masih seseru dulu ga yah? kayanya engga yah. Padahal klo mo cuek bisa aja, ah entar beneran gw coba ah, klo ujan. Tar dikira org kampung gw stress lg, caleg gagal.. Caleg gagal. huhuhhu...

Tapi kok belakangan ini rada sering ada pemadaman yah, ngerasa ga sih? Apa beneran lg krisis energi yah?? Wah gw blom liat koran nih hari ini, gara2 apa.. Ada yg bs kasih info. Padahal gw pernah liat bpk Prof. Dr. Emil Salim waktu itu d tv ngejelasin ttg energi utk indonesia. Katanya, seharusnya Indonesia ini ga bakalan mengalami krisis energi loh. Karena kita punya sumber energi yg banyak bgt sepanjang rentang negara kita. Kita punya matahari sepanjang tahun, yg jarang negara2 di eropa dan amerika utara punya. Kita ada angin muson yag bertiup sepanjang daerah katulistiwa. Blom lagi panas bumi, sungai2 dan air terjun dr pegunungan, dsb. Klo mo pinter dikit energi nuklir juga bisa kok. Konon katanya sih knapa energi alternatif kita ga bisa berkembang itu yah gara2 kartel minyak barat (lagi2 Amerika, kayanya mang sumber malapetaka dunia tuh pemimpin2 sono). soalnya kan minyak bukan lagi komoditi tp udah jadi senjata politik-ekonomi,.. Huallah hualam bisobbi deh.


/jnk/

Tuesday, April 14, 2009

PEMBENCI



Aku pernah membenci teman, karena kesalahan yang tidak ia perbuat. Yaitu membenci kesuksesannya, memnbeci melihat begitu mudah dan lancarnya kehidupannya, tanpa aku mau tau bagaimana jerihnya ia mendapatkan semuanya. Aku hanya iri melihat dari hasilnya, dan segala pembicaraanya yang terpaksa aku telan sebagai buah yang getir di dalam dadaku. Iriku berubah menjadi dengki, meskipun ia adalah teman terbaikku. Aku menyalahkan nasibku dan berteriak atas segala kekurangan dan ketidak berhasilan ku, meneriaki segala kesusahan dan kepayahanku.
Di dalam benciku aku ingin berlindung di balik kata iklash tapi yang kudapat hanyanya tambahan bara kebencian. Quantum Iklash menolak bekerja di dalam hatiku, mengalir dalam darahku adalah dengki, dengki ini sudah terlanjur berkobar.
Mengapa sulit sekali menghadapi himpitan hidup yang makin hari semkain bertambah dan banyak tuntutan. Dan aku tanpa sengaja menyakiti hatinya yang begitu baik kepadaku. Aku malu terhadap diriku, bisakah aku mendapatkan diriku yang dulu, begitu lugu tanpa belenggu. Jiwa yang murni tanpa korupsi oleh dengki. Aku hanya berharap dapat banyak belajar dari ini agar mencapai hikmah. kata sukses dalam hidup menjadi penting buatku. Aku mulai mengkaji sedikit tentang kesuksesan, cukup sedikit untuk mengetahui kesuksesan banyak orang di topang oleh tiga hal, yaitu:
1.Ilmu pengetahuan dan keahlian,
2.Kemampuan membangun hubungan antar sesama
3.dan keberuntungan. Yang terakhir ini tentu yang paling tidak dapat diandalkan.

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang kucintai, telah lama aku memutuskan untuk jatuh cinta terhadapnya. Aku melahap berbagai literatur, membaca berbagai varian buku, dan mencoba menulis beberapa hal, tapi tetap saja selalu teori dan pelaksanaannya di kehidupannya nyata adalah dua hal yang berbeda. Mengasa keahlian sambil mempelajari hal tersebut terkadang terasa sulit, karena ada faktor laen yang mempengaruhi.. banyak dalam halku adalah faktor dari dalam internal diriku yang terkadang sulit aku atasi. Yang merupakan bentuk karakterku yang memang sudah lama mengendap dalam pribadiku.
Aku mencintai begitu banyak bidang dalam ilmu pengetahuan, ini mebuat tidak fokus akan bidang ku dan tak terlatih. Dan terus cenderung mempertanyakan apakah ini yang bener-benar aku mau, padahal pertanyaan itu sudah sedari dulu harusnya aku telah jawab. tapi inilah proses hidupku, aku harus dapat menikmati setiap lekuk hidupku yang kubuat sendiri. Keahlian adalah sesuatu yang dapat dikejar, dan tease pasti berkembang seiirng dalam pengasahan keahlian.

Kekampuan membangun hubungan antar sesama ini sepertinya gampang-gampang susah. Aku selalu mengaggap diriku orang yang supel dan mudah bergaul tapi sungguh hati orang tidak ada yang bisa menebak. Sebagaimanapun kau berusaha keras untuk tidak membuat orang lain tersinggung, pasti ada orang yang tetep memilih untuk membenci mu. Kamu tidak dapat membuat semua orang senang kepadamu, walaupun kamu memaksa untuk itu pada akhirnya tidak ada oarng yang akan senang kepadamu. Di kantor lamaku bekerja aku berusaha mengenal sebanyak-banyaknya orang dan mengingat dan mencatat nama--nama mereka. Ini pertama kalinya aku bekerja di kantor dengan banyak orang dan banyak bagian. Berusaha baik untuk kesemua orang, tapi disaat kamu membuat kesalahan, terjadilah gelompang kebencian layaknya batu yang di lempar ke ketengah-tengah kolam, gelombang airnya merambat menyebar meluas hingga ke pinggir kolam. Tidak ada kata maaf yang dapat menarik kembali gelombang yang telah terhempas itu. Sarkasme dan kebencian beberapa teman mulai mengarah kepadaku, perlakuan yang blom pernah aku terima sebelumnya, bahkan aku tak tahu bagaimana itu bermula. Aku berusaha untuk beradaptasi dengan cara pergaulan ku yang baru ini dan berusaha menerimanya dengan tidak terlalu memperdulikannya. Walau aku menerima perlakuan ini tapi aku masih bisa merasa senang karena aku masih dapat merasakan kehangatan pertemanan mereka walaupun terasa samar. Dan hanya satu kebencian yang aku tidak dapat mengerti, yaitu kebencian seorang Dida. Kebenciannya terasa begitu murni mengarah hanya kepadaku tanpa aku tahu mengapa aku berhak mendapatkan kebencian itu. Tapi sudahlah, aku pikir Dida memang tipe pembenci sejati.. layaknya anjing warldwarller, sebagaimanapun kamu berusaha baik kepadanya ia akan tetap memgigitmu ato paling tidak memberikan tatapan yang tidak mengenakan itu. Ini perjalananku dan ini percobaan ku memang tidak ada jalan mudah dan mulus dalam kehidupan, harus penuh liku dan tanjakan agar banyak pelajaran dan menyiasati setiap tantangan.

Keberuntungan, sepertinya ini yang harus aku buang jauh-jauh dari benakku dan anganku, walaupun dia nyata, dia hanya mengantung tanpa tau kapan dia akan jatuh menimpa. Semoga segera!!!



“Iri mengarahkan kepada benci, benci cuma menglahirkan dengki.. dan tak ada kebaikan sedikitpun di dalam hati yang dengki kecuali kerusakan.”
/jnk/

25 years old






Gunung Gede, 13 mei 2006.

Tidak ada teman-teman sependakian ku yang tahu. Kalo hari itu aku berulang tahun, berulang-tahun yang ke seperempat abad. Angka keramat bagi banyak orang. Konon katanya kalo kita berkesempatan masuk surga, disana semua penghuninya abadi diumur 25. mmm.., knapa 25 yah? Konon juga katanya saat umur 25 lah kita akan menentukan jalan hidup kita. Mengambil keputusan penting yang akan membawa kita menjadi orang yang berguna di masyarakat atau menjadi sampah masyarakat. Sampe sekarag pun aku blom tahu aku ada di yang mana? tapi aku ga ambil pusing, selama masih ada hal baik yang bisa ku lakukan aku tak perlu khawatir.

Cibodas, 12 Mei 2006. (H-1)
Perjalanan dimulai dari kaki gunung di Cibodas. Hari sudah petang aku mengingat-ingat sudah berapa kali aku menapaki Gunung Gede ini, sepertinya ini yang ke tujuh. Tak banyak gunung yang pernah aku daki selama karir ku dipencinta alam, itu karena aku mang tidak terlalu minat dengan mountenering. aku lebih suka kegiatan bahari dalam group ku,makanya aku masuk ke divisi 2 dalam pencinta alam SMA ku, divisi utuk bahari. bagi beberapa orang terutama laki2, mendaki gunung sepertinya menjadi ajang pembuktian kejantanan mereka. Sehingga banyak orang yang bergabung dengan pencinta alam hanya untuk menunjukan bahwa mereka adalah cowok2 macho. Terkadang dihati kecilku aku ingin dipandang sebagai pria macho.. tapi sepertinya sulit hehehee. Perawakan kecilku ini jauh dari image tentang pria macho. Tapi memang bukan itu yang aku cari dipencinta alam, yah namanya pencinta alam tentu aku bermaksud ingin bercinta dengan alam. Aku menikmati kehidupan out door. Alam bebas adalah rumahku, lepas pantai adalah halaman depanku, laut dalam adalah kamar tidurku, sungai dan danau adalah serambi rumahku , gunung dan hutan adalah taman mainku.. petualangan adalah nama tengah ku.

Ekspedisi siap dimulai. Beberapa mahasiswa/i periklanan mengambil ancang-ancang menanjaki gunung yang sudah mulai remang menunggu direguk senja. Aku jadi ingat pengalamanku mendaki gunung malam hari. Selama pengalamanku di gunung Gede pendakian malam memang lebih menyenangkan bagi ku.
pendakian pun dimulai. berbondong-bondong belasan anak mulai mengikuti jalan setapak. Berhenti sebentar di pos pemeriksaan, mengurus segala surat perijinan dan berbagai ketebelece. Aku baru tau kalo ada peraturan dilarang membawa pasta gigi, padahal dulu boleh-boleh saja. Terpaksa pasta gigiku tinggal di pos penjagaan. Temanku astor sudah mengantisipasi, ia sudah bawa perbekalan obat kumur yang banyak. Astor sudah tau klo tidak boleh membawa odol dalam pendakian, thanks bgt loh tor. Pendakian berlanjut cek point sudah dilewati, selanjutnya telaga biru. Aku pikir dulu telaga biru itu adalah telaga yang membiru mengagumkan. Ternyata hanya sebuah telaga biasa dengan luas 5 hektar, tak ada yang terlalu istimewa disana. Warna telaga itu cenderung hijau butek dan keruh, agak jauh dari bayanganku. Aku tak pernah lama2 ditelaga biru itu, biasanya hanya numpang lewamt saja.
Jam demi jam pun berlalu, hari semakin gelap dan langit semakin hitam, kita sudah sampai di air terjun yang mengalir air panas dari mata airnya. Menyebrang jalur licin dan sempit ditambah jurang terjal sangatlah berbahaya apalagi kita harus menyebranginya saat gelap. Padahal aku selalu suka tempat air panas ini, tapi kami tidak bisa berlama-lama disini. Kami harus segera mendirikan camp setelah kita melewati air terjun hot spring ini.
Ok, kita telah menentukan tempat yang cocok buat ngecamp malam ini. Tanahnya landai, areanya terbuka cocok buat mendirikan tenda. Angin berhembus kencang membawa serta udara dingin, dingin yang sangat. Udara dingin menjadi musuh utamaku malam itu. Rasa sangat dingin itu merasuk sampe ke bawah kulit dan mengeretak di tulang-tulangku membuat aku terus terjaga. Badanku terfokus untuk melawan rasa dingin ini. Tenda cewek terletak bersebrangan tidak jauh dengan tendaku, sehingga aku dapat melihat aktifitas mereka. Tidak banyak cewe kampusku yang ikut pendakian ini. Niken salah satunya, sedari tadi Niken mondar-mandir di depan tenda mencari sesuatu untuk dibakar bersama masakannya. Tapi bukan itu yang menarik perhatianku, Niken hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong dibalut jaket tipis. Bukan karena keseksian dan molek tubuhnya yang membuatku berdecak kagum kepada Niken. Tapi justru bagaimana Niken bisa tahan dengan dingin yang sangat menyengat ini. Sedang jaket tebal, kaos kaki dan celana berlapis ku masih terasasa belum mempan untuk melawan dingin ini. Darimana Niken mendapat cukup kehangatan untuk melawan dingin yang merasuk? Ingin rasanya mereguk kehangatannya Niken heehheee..

Malam dingin pun berlalu, berganti dengan matahari pagi yang hangat, pendakian pun berlanjut. Secara tidak sengaja perjalanan kami terpisah menjadi dua group. group yang berjalan lebih cepat, berada di depan, dan group terbelakang. Aku termasuk group di depan. Berjalan bersama beberapa teman, Novi salah satu nya, satu diantara lima wanita yang ikut ekspedisi ini. Novi berjalan dengan langkah pasti, tidak ada raut lelah dimukanya, dan tidak ada kata-kata mengeluh keluar dari bibir kecilnya. tidak banyak berbicara, sepertinya ia sedang menikmati alam disekitarnya. Berjalan dengan tas besar yang menjulang hampir melewati kepalanya. Tubuh tinggi-semampainya tetap tegap mengangkut beban tas itu. Sepertinya Novi sudah sering mendaki gunung, dia pasti anak pencinta alam juga tadinya. Aku selalu kagum dengan wanita-wanita yang mampu dan brani naik gunung seperti mereka. Karena ga cuma dibuthkan fisik, tapi lebih dari itu. Wanita tahan banting dan anti pecah kaya ginikan jarang, produksinya limited?! Beda lagi dengan pendaki wanita yang satu lagi, sebut saja Farina. Ia memang paling cantik diantara lainnya. Berjalan di atas gunung bak layanya di atas cat walk. Berlenggang dengan tas backpack kecil di punggungnya. Loh dimanakah barang-barang keperluan Farina lainnya? oh ternyata ada di pria bertenaga kuda namun berhati punjaga yang tidak tega melihat tubuh Farina terbebani tas berat itu. Ia sudah berjanji untuk membawakan tas keperluan Farina selama ekspedisi ini. Salut feh buat kang mas, aku yakin walaupun aku menawarinya untuk berbagi beban tas Farina, ia pasti menolaknya. Sepertinya ada sesuatu yang ingin pria ini pertunjukan. Pria memang butuh senjata buat menaklukan dunia tapi wanita hanya memerlukan senyuman. ckckckckkk..

Pendakian terus berlanjut menuju puncak gunung, melewati kandang batu terus naik ke kandang badak, berarti sudah ¾ dari 2900 meter tinggi gunung Gede telah dilalui. Kita beristirahat sebentar untuk sekedar memulihkan tenaga dan membersihkan diri. Kita hampir sampai, setelah tanjakan terjal maka puncak Gede pun akan menyembulkan keindahannya. Dari balik-balik pepohonan kami muncul dan matahari siang itu pun langsung menyambut kami dengan belaian sinarnya yang lembut menyapa wajah kami, seolah berkata selamat datang di Surya Kencana. Aroma belerang semakin kuat tercium, “kita telah sampai di puncaknya kawan-kawan.” Ejakulasi dari pendakian ini telah kita reguk, sungguh nikmat dan indahnya. Di hamparan hutan bunga abadi ini, kuncup-kuncup edelweis menunjuk ke arah langit biru, siap merekah bila saatnya tiba.

Puncak surya kencana, 13 Mei 2006 (hari H).
Pendakian ke puncak surya kencana menghabiskan waktu skitar 12 jam perjalanan. Dulumya aku memerlukan skitar 8 jam saka, entah aku yang sudah mulai melambat apa memang rombongan ini yang terlalu menikmati perajalanan. Yah sama sajalah yang penting aku bisa menikmati pendakian ini, di ulang tahun perakku. Setelah beberapa kali naik gn Gede, ini adalah pendakian yang paling menyenangkan buat aku. Bukan hanya karena ini pendakian yang besejarah dalam hidupku, tapi aku benar-benar dapat menikmati perjalanan ini secara keseluruhan.
Di atas puncak Gunung Gede, 13 Mei 2006, aku mengadahkan kepalaku ke langit biru nan luas tanpa batas, lalu berdoa. Semoga doaku lebih cepet terdengar oleh tuhan, karena di atas puncak ini aku merasa lebih dekat denganNya. Hanya ada aku-doaku-dan diriMu, diantaranya terhampar luas awan putih yang bergulung. Kawah Gede di puncak surya kencana mengepul asap berbau belerang, membumbung membawa doaku ke telinga Ilahi.
“ya tuhan, berkahilah umurku sehingga disisa hidupku aku bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain, bukannya malah menjadi beban bagi orang lain. berartinya hidupku dinilai dari seberapa berharganya aku untuk orang lain. Karena itulah sebaik-baiknya manusia”
“ya tuhan, jadikanlah aku anak yang membahagiakan dan membanggakan orang tuaku, bukannya yang selalu menyusahkan dan menjadi beban pikiran orang tuaku. Karena surgamu di dunia dan di akhirat berada bersama ridho mereka”
“ya tuhan, ... (tidak usah ditulis lah doa yang ini, intinya doa yang berharap jodoh yang ga kunjung datang hihiiiiiii)”
dan tentu ditutup dengan doa pamungkas, robhana atina, fidyunya hasana... amien!!!


Dihamparan savana adelweis, menerobos sedikit ke bawah terhampar luas daratan. Daratan seluas 50 hektar yang biasa di datangi oleh ratusan pencinta alam dari berbagai pelosok negeri ini saat peringatan 17 Agustus, berkumpul untuk melaksanakan upacara dan pembacaan proklamasi. Hari pun berganti gelap, tak terasa kita sudah menghabiskan seharian menikmati indahnya puncak Gede. Malam dan angin dingin sudah mulai mengisi udara pegunungan. Ditanah lapang ini sudah berdiri puluhan tenda para pendaki. Angin malam mulai menari, di ufuk memanggil dingin untuk datang lagi. Kami pun mulai mencari tempat untuk tenda kami dapat berdiri. Diantara lelah, senang, lapar dan bahagia, drama-drama dan cerita pendakian teringat kembali. Disini, diantara gunung dan hutan seringkali kali manusia memperlihatkan sifat aselinya. Egois, amarah, ketidak pedulian, benci, ingin menang sendiri, pendengki, sombong, dsb muncul tanpa disadari. Demikian juga sebaliknya, maka seringkali di alam bebas kita tahu arti persaudaraan yang sebenarnya, arti sahabat yang sesungguhnya, dan arti pertemanan yang sejati.

Gunung Gede kala itu, tak pernah terlupakan oleh ku. Photo ku di puncak terpampang di dinding kamar ku. mengingatkan ku selalu pada hari itu. Happy 25th birhtday Ijank.
The journey has began, a new days come to replaced the old days, until there's no days again to be replaced.


/jnk/

tujuh macam posisi Tuhan




Bila kita menyebut tuhan kita harus sepakat bahwa Tuhan yang sesungguhnya tidak terumuskan dan tidak perlu kita perdebatkan karena Dia tidak terjangkau oleh alat apapun dalam kehidupan, pikiran, intelektualitas, terminologi, ilmu kita. Yang kita kenal tentang tuhan adalah informasi-informasi dari kitab suci dan yang kita bayangkan/apresiasikan. Sedangkan menurut tuhan sendiiri di dalam kitab suci Ia menjelaskan bahwa tuhan tidak seperti apapun. Sedangkan hakikatnya tidak ada orang atheisme atau yang tidak mengakui tuhan. Sebenernya atheis-atheis itu bukanlah tidak mengakui tuhan, hanya saja mereka menolak untuk percaya konsep-konsep ilmu, sejarah, pengetahuan tentang tuhan dari apa yang ia pernah dengar atau pelajari. Setiap orang sadar atau tidak sadar mengakui ada kekuatan yang tidak terjangkau oleh kekuatan manusia dan selama manusia mengakui ada kekuatan ekstra di luar dirinya yang berkuasa dalam dirinya sesungguhnya ia sedang bersentuhan dengan realitas tuhan, meskipun sampai akhir hayatnya mungkin saja orang itu tidak menyebutnya sebagai tuhan.

Ada tujuh macam posisi tuhan dalam kehidupan manusia, tuhan sering kali kita manifestaiskan dalam kehidupan kita dalam beberapa posisi dan berbagai aspek kehidupan:

I.Tuhan berposisi sebagai satu-satunya orientasi hidup,
Artinya seseorang tidak mau melihat, tidak mau mengurusi, tidak mau mincintai selain tuhan, posisi tuhan sangat intim dengannya. Dalam Tasawuf fenomena ini pernah dikenal dengan simbolisasi Rabiah Al Adawiah. Ia sosok yang meniadakan dunia beserta isinya bahkan Rabiah meremehkan surga dan neraka. Baginya hanya ada tuhan dan satu-satunya. Dalam kisahnya pada malam hari Rabiah keliling kampung membawa ember, lalu penduduk bertanya “buat apa malam-malam membawa ember wahai Rabiah?”, Rabiah menjawab “Aku ingin menyiram padam api neraka supaya Tuhan tahu kalo aku sujud dan beribdah kepadaNya bukan semata-mata karena aku takut akan nerakanya tapi dikarenakan rasa cintaku kepadaNya”. Di malam-malam yang laen Rabiah datang membawa obor, lalu penduduk pun bertanya lagi “buat apa kau malam ini membawa obor?”, Rabiah menjawab “untuk membakar habis surga, agar Tuhan tahu kalo aku bersujud dan beribadah kepadaNya melainkan hanya karena kemurnian, pengabdian dan penyerahan diri saya kepada Tuhan bukan karena aku mengharapkan laba yang namanya surga.”

II.Tuhan berposisi dominan sebagai prioritas dalam hidup,
Pilihan orang yang memposisikan Tuhan sebagai nomer satu, ia akan menaruh Tuhan dalam posisi utama dalam hidupnya. Pilihan manapun yang ia pilih dalam hidup musti pilihan yang mambuat ia dekat dengan Tuhan. Ia rela kehilangan harta benda, ia mau kehilangan jabatan bahkan ia mau kehilangan nyawa asal ia tidak kehilangan Tuhan. Ini yang dikenal sebagai Tauhid, diamana orang menyerahkan hidupnya hanya dalam satu konsep yaitu mendekatkan dirinya kepada Allah tapi lewat dunia, artinya ia berdagang, berkeluarga, bekerja tapi tujuan utamanya kembali kepada yang sejati Allah SWT.

III.Tuhan berposisi sebagai salah satu faktor saja,
Tuhan ada dan ia mengakuinya cuma saja posisiNya dalam kehidupan adalah netral-netral saja. Sama saja dengan pasar, jabatan, harta, sekolahan dll sebagainya. Jadi bila kita bisa menanggalkan harta, maka kita juga bisa menanggalkan Tuhan. Jadi Tuhan bukan menjadi pertimbangan utama dalam hidupnya, Tuhan hanya salah satu faktor yang biasa-biasa saja.

IV.Tuhan berposisi sebagai faktor sekunder,
Tuhan terletak dalam wilayah-wilayah sekunder dalam kehidupan manusia. Contohnya kalo ada uang di pinggir jalan orang akan memilih uang itu dibandingkan Tuhan walaupun ia tidak tau itu uang milik siapa? maksudnya kalo ada kemaksiatan walaupun Tuhan tidak suka maka orang akan tetap melakukan kemaksiatan itu kalau menurut ia itu bagus buatnya. Seperti banyak dalam membuat gedung-gedung atau hotel, biasanya rumah Tuhan posisinya di taro jauh di bawah basement ataupun nyelip di ruang sempit dekat AC bergelantungan. Jadi posisi Tuhan yang ke empat ini dimana kita takut kalo kita ketahuan bahwa kita berTuhan, maka Tuhan kita sembunyikan. Kita tidak mau akui Tuhan sebagai eksistensi kita, walaupun kita mengakui adanya Tuhan dan menjunjung orang lain yang mau beribadah.

V.Tuhan berposisi sebagai faktor kepepet,
Maksudnya dikala kita susah baru kita mengingat Tuhan. Posisi dimana kita membutuhkan Tuhan dimana kalau kita sedang terhimpit, ketika tidak ada lagi jalan keluar maka kita memohon Tuhan untuk menunjukan jalan keluar. Ciri utama dari posisi Tuhan ini adalah dimana ingatan seseorang tentang Tuhan muncul hanya saja pada waktu ia kepepet, setelah ia tidak kepepet lagi dia sudah lupa dengan Tuhan.

VI.Tuhan berposisi sebagai kambing hitam kehidupan,
Bila terjadi apa-apa dengan hidup ini maka ia menyalahkan Tuhan. Seperti kalo orang masuk penjara gara-gara narkoba ia bilang yah takdir Tuhan memang begini. Kalau ada pasangan suami-istri bercerai, mereka bilang yah memang jalannya sudah begini, pinginnya sih masih terus tapi Tuhan berkehendak lain. Jadi seolah-olah setiap bencana kehidupan dan kebobrokan manusia di lakoni oleh Tuhan sehingga posisi Tuhan selalu dimarginal kan tanpa pemahaman yang proposional. Seperti juga klo ada bencana, Tuhan seolah-olah begitu bengisnya terhadapap manusia, menciptakan neraka dsb. Padahal itu semua sebenarnya merupakan wujud kasih sayang Tuhan, bila kita memahami.

VII.Tuhan berposisi sebagai tidak ada (non-factor),
Sebagai atheisme. Atheisme ada dua macam, satu yang meniadakan keberadaan Tuhan. Dan yang lain atheisme bahwa Tuhan ada tapi Tuhan tidak berperan sebagai mana yang di omong-omongkan oleh agama. Contohnya ada orang yang percaya Tuhan ada tapi ia tidak percaya kalo Tuhan tuh memerintahkan untuk sholat, puasa, zakat, haji dsb. Ia menampikan Tuhan memanifestaikan dirinya dalam kehidupan manusuia, siangkatnya ia percaya bahwa Tuhan itu ada namun Tuhan tidak usil untuk ngurusin kehidupan manusia. Tuhan begitu demokratisnya terhadapap manusia jadi bagi Tuhan yah terserah-serah manusia saja.

Penjabaran tambahan tentang dialektika ada dan tiada:
Dasar filosifis bila Tuhan dianggap tidak ada dengan menyelami nuansa ada dan tiada. Ada itu tiada, ada yang tiada dan tiada yang ada. Tuhan tidak ada atau Tuhan ada sesungguhnya ia berada di dalam keberadaan yang sama. Semua tetap sebenarnya adalah ada, karena selama kita hidup dan memiliki kesadaran selama itu pula sesungguhnya ada yang namanya keadaan atau keberadaan kalau tidak ada Tuhan baru yang ada adalah ketiadaan tanpa ada ketiadaan.

(Penjabaran ulang buah pikiran dari Emha Ainun Nadjib)

Monday, March 16, 2009

Buat apa belajar? Aku sudah pintar






Waktu SD Gue males belajar yah sampe skrg juga gitu sih. Karena bagi Gue nongkrongin buku diadepin di depan muka merupakan kegiatan yang paling menjemukan dan ga menarik. Satu2 mata pelajaran yang Gue tunggu2 sewaktu SD, SMP, SMA setiap minggu yah cuma olahraga. Sayangnya waktu kuliah ga ada mata kuliah olahraga. Karena merasa kehilangan yah Gue nyeburin diri aja di senat mahasiswa masuk mewakili bidang olahraga. Bikin program yang setiap jumat ngadain kegiatan olahraga buat mahasiswa/i kampus iklan yang hobinya pacaran ama dugem doang, wal hasil programnya rada2 susah jalan tuh.
Balik kemasalah belajar. Waktu Gue SD, Gue tuh nganggap diri Gue dah pinter, jadi ga apa2 rada males sedikit. Bukannya mo sombong yah di SD Al-Azhar yang notabennya SD unggulan aja Gue dah bisa dapet pringkat 10 besar tanpa pake belajar klo mo ujian (gmn klo Gue sekolah di inpres, pasti Gue jadi juara kelas melulu).
Pas naek ke SMP yah sama aja, ga pernah belajar juga. Kerjaan utama Gue cuma nunggu jam pulang sekolah trus maen bola di lapangan depan sekolahan. Wah klo mo tau, lapangan bola disekolah Gue tuh aneh banget separo tanah merah separo lagi konblok..kacau ga tuh. Yah tapi namanya anak SMP, liat lapangan ama bola udah aja gitu. Gue jarang banget pulang sekolah langsung pulang, klo ga maen bola ampe sore yah maen di rumah sahabat Gue Indra maen PlayStation. Yah tetep ga ada tuh yang namanya kegiatan belajar.. ehhh ada juga sih waktu itu sempet tentang sex education alias nonton bongkep bareng2 heheheee.. n ke gap pula ama nyokapnya Indra, n gebleknya pas udah ke gap gitu sebelum nyokapnya ngoceh macem2 si Indra udah langsung aja nyerocos duluan.. "mamah, Indra kan udah dewasa" dgn nada sedikit tinggi. Huahaahaaa... dra kita ini anak SMP, biar udah gede juga tetep aja dra nonton bokep bukan kegiatan yang terpuji (yah paling engga ga boleh ampe ketahuan :p). Indra ini emang temen Gue yang ajaib banget deh, banyak critanya klo lagi ama Indra hihihhiiii. Wah apa jadinya tuh klo ampe nyokap Gue tau, secara nyokap Gue juga kerja di SMP Gue. mmmm... tapi klo gue inget2 selama Gue tiga tahun sekolah disitu Gue hampir ga pernah pulang bareng nyokap. Padahal tiap pagi brangkatnya bareng n nyokap selalu bawa mobil, abis gengsi juga sih pulang bareng nyokap, maen ampe sore trus pulang angkotan ama tmn2 lebih seru. Tapi nyokap Gue ga pernah protes, dia ngertiin banget klo anaknya mang lagi umurnya doyan maen n cari pergaulan. Mang mami tercinta Gue itu pengertian banget. Di SMP nih, udah kaga pernah blajar aja Gue masih dpt rengking lumayan loh, yah masih dapet belasan lah, yah malahan sempet ke 10 besar juga loh (seinget gue). padahal SMP Gue itu katanya termasuk SMP unggulan di DKI loh.

Lulus dari SMP dengan mulus, nilai nem tinggi waktu itu, ampe 40an klo ga salah NEM Gue. Yah pokonya rata2 nilai Gue hampir 8 lah. Bisa masuk sekolah favorit SMA 28 dengan mulus. Padahal sahabat Gue si Bagus dari SMP yang sama musti rela duduk dicadangan dulu loh. Makin berasa pinter dan besar kepala lah Gue. Tapi itu ga berlangsung lama, ga lama setelah Gue menginjakan kaki Gue di bangku SMA yang unforgettable. Semua langsung berubah 180 derajat pas abis terima rapot cawu pertama kelas satu.
Selama karir Gue sebagai pelajar genius baru sekali Gue dapet nilai merah dirapot dan baru sekali juga Gue dapet rangking 40an dari juml murid 40an yang..wah..wah..wah.. kacau, drop Gue langsung. Yah abis itu udah biasa sih hehehee.., karena selama tiga tahun sekolah di 28 kaya gitu mulu, angka merah n rangking buncis. Untungnya ada peraturan yang ga perlu menuliskan ranking dirapor kecuali dia peringkat papan atas di kelas (good rule heheheee). Nyokap Gue bukan jenis yang cuap2 klo anaknya dapat nilai ga bagus, dia cuap2 klo anaknya lalai ama sholat. Bagi Mamiku belajar adalah sebuah proses dan angka2 di rapor tidak bisa menunjukan pintar atau bodohnya dan baik buruknya seseorang. dia percaya anaknya, dia tau anaknya juga sedang berproses. Emang deh mami Gue the best, the best mami ever.. i love u non, eh maksudnya I love u mom. Klo non berarti yang laen dong :p.

Ga cuma sampe SMA aja sih, di kuliah Gue juga keterusan males belajar. Tapi jadi rajin dalam hal yang laen. Bikin contekan klo mo ujian, huahahahaaa... Gue inget punya temen d kampus namanya Nagski, gila nih anak ilmu menyonteknya udah tingkat tinggi. Dia ampe punya pulpen khusus yang klo di tulis di kertas putih ga bisa kebaca kecuali di sinarin khusus pake lampu yang ada di pulpennya itu. Disaat anak2 laen masih berkutat ama catetan kecil2 dan tulisan di meja buat nyontek, dia udah secanggih itu. Makanya klo mo ujian banyak yang deketin biar kecipratan jawaban soal ujian kan lumayan, secara mahasiswa2 kampus gue solider2 kok klo masalah bantu membantu saat ujian.


Gue mencoba menganalisa, kok bisa yah begini? Ijank si anak pintar makin kesini semakin jadi blo'on terutama selama rentang SMA. begini kira2 analisanya:

Analisa 1#.
Yah karena waktu awal2 Gue sibuk ngekutin ekskur pencinta alam, bukannya sibuk sih tapi stress. Kerjaannya dipencinta alam saben hari cuma dimarahin dan ditabokin kaka2 senior. huahahaha... kok mao yah, mang dasarnya takut aja. Udah tertekan secara hirarki senioritas di lingkuan sekolah yang feodal peningalan Belanda nih. Gue dari dulu selalu ga setuju dan berusaha untuk ngelawan sistem senioritas model kaya gini, ga ada gunanya tau pake kekeransan ala senioritas. Tapi apa daya, arus utama masih terlalu deras bung, yah paling engga Gue sendiri lah yang menghindari penerapan sistem ini. Alesannya senior sih biar kompak, tapi kebukti sih ampe sekarang kita2 pencita alam URaL angkatan 17, Wanantara Daruna masih keep contact, kumpul2, yah ga smuanya juga sih, ada juga yang udah ga tau kmana. Apa cuma Gue aja yang masih terjebak ama masa lalu.. ah engga ahh. Jadi, klo jadi boss pengen anak buahnya kompak n solid jadilah boss yang galak ala senioritas pasti anak buahnya kompak deh, yah paling ga kompak klo lagi ngomongin si boss. heheheeee..

Analisa #2.
Sistem belajar yang di sekolah negri ama swasta mang beda banget Gue rasain. Klo di swasta kayanya Gue cuma liatin gurunya ngejelasin aja bisa ngerti, trus klo ga ngerti gurunya ada effort untuk buat siswanya ngerti. Gue inget guru matematik Gue di SMP, namanya Pak Damon, klo dia abis ngejelasin pelajaran dia tanyain ke siswanya.."udah ngerti blom?" klo kurang dari 1/2 kelas bilang blom Pak Damon ngejelasin ulang lagi sampe setidaknya lebih dari 1/2 kelas udah paham. Yang blom ngerti juga yah tanya ke temennya yang udah ngerti.. kan yang ngerti udah lebih banyak tuh. Sekolah negri Gue rasain beda, gurunya ga terlalu peduli siswanya mo ngerti pelajaran yang disampein ato engga, yang penting materi dari kurikulum sekolah udah semua disampein ke siswa. Gue inget dulu ada guru SMA Gue yang tiap ngajar selalu ngingetin kita untuk tidak lupa belajar lagi, bahkan pake ngancem klo ga belajar nanti ga lulus UMPTN loh, huahahahaaa.. konyol banget ga sih. Mang UMPTN sgalanya yah? mang klo ga dapet UMPTN bakalan akhir dari segala mimpi? wong presiden kita juga bukan lulusan UMPTN kan. Gue yang males belajar di combine ama kutukan si guru yah jadilah Gue ga lulus UMPTN. Tapi mang ga gitu minat UMPTN sih waktu itu. Hanya sebagian anak2 yang memang pintar dan sebagian lagi emang belajar dengan tekun ditambah sebagian lagi ama anak2 yang rada2 o'on tapi hoki lah yang lulus UMPTN. hihihiiii..

analisa #3.
Yah emang males belajar, ga ada alesan lebih lanjut tuh. Mang malesnya udah keterlanjuran aja. Dulu di SMA ada tambahan belajar yang namanya Bimbingan Tes Alumni (BTA), Gue ga pernah ikutan, padahal udah di bayar. Pernah sih masuk kelasnya 1 atau 2 kali aja, itu juga gara2 ada cewek yang gw suka ikutan BTA di kelas itu.. hihihiiii itu juga di kelas cuma ngeliatin dia doank.


Yah ini cuma analisa-analisaan gue aja sih.. yang terjadi ya udah terjadi. Gue juga heran banget kenapa dulu kaga doyan banget belajar. padahal kalo diinget2 belajar apa susahnya sih, timbang baca buku n latihan dikit2, tapi mang klo dasarnya udah ga minat mang ga bisa di paksain sih. Makanya klo nanti gue dikasih amanat buat jadi orang tua gue bakalan bebasin anak2 gue nantinya untuk dia ambil subjek bidang yang dia suka. Percuma klo anak nilai Kimianya jelek lantaran dia ga suka Kimia malah di kursusin Kimia bukan makin pinter malah jadi stress entar jadinya. Klo dia ga kuat di Kimia pasti dia kuat dibidang yang laen, bahasa, melukis atau olahraga misalnya. Ya udah fokusin aja dimana dia suka.. jadi intinya fokus di kekuatannya bukan pada kelemahannya, ini menurut sok tahuannya gw aja loh. Karena ga ada anak manusia yang lahir buat bisa nguasain semua hal kok.. jadi fokus aja ke satu. Tapi yang terjadi ama ke gue justru kebalikannya (emang ngomong 100X lebih gampang di bandingin ngejalanin), kok herannya gue malah pengen bisa semuanya, tau semuanya.. hihiiiii, gw sendiri malah ga fokus apa yang pengen gue kejar. Malah sering bertanya2 kerjaan yang gue tekunin sekarang ini apa bidang yang bener2 gue pingin, sedang gue punya segudang minat dengan bidang lain juga. huahaahaaaa... jadi sangat bertolak belakang ama teori tentang fokus yah. Semenjak gue kuliah ekstension dulu gue jadi mulai suka banget baca buku, dari buku religi ampe pemasaran, dari art sampe teori komputer. Awalnya sih banyak buku tentang religi, buat ngisi kekosongan jiwa mencari pencerahan hati. Maklum dalam proses pencarian jatidiri dalam wujud yang hakiki nih waktu itu. Tapi makin kesini makin nikmatin membaca, malah kadang2 buku2nya ga jelas, penah denger buku the mistery of numbers karangan Annemarie Schimmel ga? ini buku aneh banget, gue beli cuma lantaran tertarik ama judulnya, pas gue mulai baca gue engga ngerti ini isinya apa yah?!#@$. Alhasil gue baru baca beberapa bab.. gue dah bosan banget ya uadh gue ga terusin, padahal biasanya gue ngerasa kaya punya utang kalo udah mulai baca buku tapi engga sampe selesai.
Wah kok jadi ngomongin tentang minat baca nih, yah masih ada hubungannya dengan belajar sih walaupun menyimpang sedikit. Ya udah sekian dulu deh.


/jnk/