Tuesday, April 14, 2009

PEMBENCI



Aku pernah membenci teman, karena kesalahan yang tidak ia perbuat. Yaitu membenci kesuksesannya, memnbeci melihat begitu mudah dan lancarnya kehidupannya, tanpa aku mau tau bagaimana jerihnya ia mendapatkan semuanya. Aku hanya iri melihat dari hasilnya, dan segala pembicaraanya yang terpaksa aku telan sebagai buah yang getir di dalam dadaku. Iriku berubah menjadi dengki, meskipun ia adalah teman terbaikku. Aku menyalahkan nasibku dan berteriak atas segala kekurangan dan ketidak berhasilan ku, meneriaki segala kesusahan dan kepayahanku.
Di dalam benciku aku ingin berlindung di balik kata iklash tapi yang kudapat hanyanya tambahan bara kebencian. Quantum Iklash menolak bekerja di dalam hatiku, mengalir dalam darahku adalah dengki, dengki ini sudah terlanjur berkobar.
Mengapa sulit sekali menghadapi himpitan hidup yang makin hari semkain bertambah dan banyak tuntutan. Dan aku tanpa sengaja menyakiti hatinya yang begitu baik kepadaku. Aku malu terhadap diriku, bisakah aku mendapatkan diriku yang dulu, begitu lugu tanpa belenggu. Jiwa yang murni tanpa korupsi oleh dengki. Aku hanya berharap dapat banyak belajar dari ini agar mencapai hikmah. kata sukses dalam hidup menjadi penting buatku. Aku mulai mengkaji sedikit tentang kesuksesan, cukup sedikit untuk mengetahui kesuksesan banyak orang di topang oleh tiga hal, yaitu:
1.Ilmu pengetahuan dan keahlian,
2.Kemampuan membangun hubungan antar sesama
3.dan keberuntungan. Yang terakhir ini tentu yang paling tidak dapat diandalkan.

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang kucintai, telah lama aku memutuskan untuk jatuh cinta terhadapnya. Aku melahap berbagai literatur, membaca berbagai varian buku, dan mencoba menulis beberapa hal, tapi tetap saja selalu teori dan pelaksanaannya di kehidupannya nyata adalah dua hal yang berbeda. Mengasa keahlian sambil mempelajari hal tersebut terkadang terasa sulit, karena ada faktor laen yang mempengaruhi.. banyak dalam halku adalah faktor dari dalam internal diriku yang terkadang sulit aku atasi. Yang merupakan bentuk karakterku yang memang sudah lama mengendap dalam pribadiku.
Aku mencintai begitu banyak bidang dalam ilmu pengetahuan, ini mebuat tidak fokus akan bidang ku dan tak terlatih. Dan terus cenderung mempertanyakan apakah ini yang bener-benar aku mau, padahal pertanyaan itu sudah sedari dulu harusnya aku telah jawab. tapi inilah proses hidupku, aku harus dapat menikmati setiap lekuk hidupku yang kubuat sendiri. Keahlian adalah sesuatu yang dapat dikejar, dan tease pasti berkembang seiirng dalam pengasahan keahlian.

Kekampuan membangun hubungan antar sesama ini sepertinya gampang-gampang susah. Aku selalu mengaggap diriku orang yang supel dan mudah bergaul tapi sungguh hati orang tidak ada yang bisa menebak. Sebagaimanapun kau berusaha keras untuk tidak membuat orang lain tersinggung, pasti ada orang yang tetep memilih untuk membenci mu. Kamu tidak dapat membuat semua orang senang kepadamu, walaupun kamu memaksa untuk itu pada akhirnya tidak ada oarng yang akan senang kepadamu. Di kantor lamaku bekerja aku berusaha mengenal sebanyak-banyaknya orang dan mengingat dan mencatat nama--nama mereka. Ini pertama kalinya aku bekerja di kantor dengan banyak orang dan banyak bagian. Berusaha baik untuk kesemua orang, tapi disaat kamu membuat kesalahan, terjadilah gelompang kebencian layaknya batu yang di lempar ke ketengah-tengah kolam, gelombang airnya merambat menyebar meluas hingga ke pinggir kolam. Tidak ada kata maaf yang dapat menarik kembali gelombang yang telah terhempas itu. Sarkasme dan kebencian beberapa teman mulai mengarah kepadaku, perlakuan yang blom pernah aku terima sebelumnya, bahkan aku tak tahu bagaimana itu bermula. Aku berusaha untuk beradaptasi dengan cara pergaulan ku yang baru ini dan berusaha menerimanya dengan tidak terlalu memperdulikannya. Walau aku menerima perlakuan ini tapi aku masih bisa merasa senang karena aku masih dapat merasakan kehangatan pertemanan mereka walaupun terasa samar. Dan hanya satu kebencian yang aku tidak dapat mengerti, yaitu kebencian seorang Dida. Kebenciannya terasa begitu murni mengarah hanya kepadaku tanpa aku tahu mengapa aku berhak mendapatkan kebencian itu. Tapi sudahlah, aku pikir Dida memang tipe pembenci sejati.. layaknya anjing warldwarller, sebagaimanapun kamu berusaha baik kepadanya ia akan tetap memgigitmu ato paling tidak memberikan tatapan yang tidak mengenakan itu. Ini perjalananku dan ini percobaan ku memang tidak ada jalan mudah dan mulus dalam kehidupan, harus penuh liku dan tanjakan agar banyak pelajaran dan menyiasati setiap tantangan.

Keberuntungan, sepertinya ini yang harus aku buang jauh-jauh dari benakku dan anganku, walaupun dia nyata, dia hanya mengantung tanpa tau kapan dia akan jatuh menimpa. Semoga segera!!!



“Iri mengarahkan kepada benci, benci cuma menglahirkan dengki.. dan tak ada kebaikan sedikitpun di dalam hati yang dengki kecuali kerusakan.”
/jnk/

25 years old






Gunung Gede, 13 mei 2006.

Tidak ada teman-teman sependakian ku yang tahu. Kalo hari itu aku berulang tahun, berulang-tahun yang ke seperempat abad. Angka keramat bagi banyak orang. Konon katanya kalo kita berkesempatan masuk surga, disana semua penghuninya abadi diumur 25. mmm.., knapa 25 yah? Konon juga katanya saat umur 25 lah kita akan menentukan jalan hidup kita. Mengambil keputusan penting yang akan membawa kita menjadi orang yang berguna di masyarakat atau menjadi sampah masyarakat. Sampe sekarag pun aku blom tahu aku ada di yang mana? tapi aku ga ambil pusing, selama masih ada hal baik yang bisa ku lakukan aku tak perlu khawatir.

Cibodas, 12 Mei 2006. (H-1)
Perjalanan dimulai dari kaki gunung di Cibodas. Hari sudah petang aku mengingat-ingat sudah berapa kali aku menapaki Gunung Gede ini, sepertinya ini yang ke tujuh. Tak banyak gunung yang pernah aku daki selama karir ku dipencinta alam, itu karena aku mang tidak terlalu minat dengan mountenering. aku lebih suka kegiatan bahari dalam group ku,makanya aku masuk ke divisi 2 dalam pencinta alam SMA ku, divisi utuk bahari. bagi beberapa orang terutama laki2, mendaki gunung sepertinya menjadi ajang pembuktian kejantanan mereka. Sehingga banyak orang yang bergabung dengan pencinta alam hanya untuk menunjukan bahwa mereka adalah cowok2 macho. Terkadang dihati kecilku aku ingin dipandang sebagai pria macho.. tapi sepertinya sulit hehehee. Perawakan kecilku ini jauh dari image tentang pria macho. Tapi memang bukan itu yang aku cari dipencinta alam, yah namanya pencinta alam tentu aku bermaksud ingin bercinta dengan alam. Aku menikmati kehidupan out door. Alam bebas adalah rumahku, lepas pantai adalah halaman depanku, laut dalam adalah kamar tidurku, sungai dan danau adalah serambi rumahku , gunung dan hutan adalah taman mainku.. petualangan adalah nama tengah ku.

Ekspedisi siap dimulai. Beberapa mahasiswa/i periklanan mengambil ancang-ancang menanjaki gunung yang sudah mulai remang menunggu direguk senja. Aku jadi ingat pengalamanku mendaki gunung malam hari. Selama pengalamanku di gunung Gede pendakian malam memang lebih menyenangkan bagi ku.
pendakian pun dimulai. berbondong-bondong belasan anak mulai mengikuti jalan setapak. Berhenti sebentar di pos pemeriksaan, mengurus segala surat perijinan dan berbagai ketebelece. Aku baru tau kalo ada peraturan dilarang membawa pasta gigi, padahal dulu boleh-boleh saja. Terpaksa pasta gigiku tinggal di pos penjagaan. Temanku astor sudah mengantisipasi, ia sudah bawa perbekalan obat kumur yang banyak. Astor sudah tau klo tidak boleh membawa odol dalam pendakian, thanks bgt loh tor. Pendakian berlanjut cek point sudah dilewati, selanjutnya telaga biru. Aku pikir dulu telaga biru itu adalah telaga yang membiru mengagumkan. Ternyata hanya sebuah telaga biasa dengan luas 5 hektar, tak ada yang terlalu istimewa disana. Warna telaga itu cenderung hijau butek dan keruh, agak jauh dari bayanganku. Aku tak pernah lama2 ditelaga biru itu, biasanya hanya numpang lewamt saja.
Jam demi jam pun berlalu, hari semakin gelap dan langit semakin hitam, kita sudah sampai di air terjun yang mengalir air panas dari mata airnya. Menyebrang jalur licin dan sempit ditambah jurang terjal sangatlah berbahaya apalagi kita harus menyebranginya saat gelap. Padahal aku selalu suka tempat air panas ini, tapi kami tidak bisa berlama-lama disini. Kami harus segera mendirikan camp setelah kita melewati air terjun hot spring ini.
Ok, kita telah menentukan tempat yang cocok buat ngecamp malam ini. Tanahnya landai, areanya terbuka cocok buat mendirikan tenda. Angin berhembus kencang membawa serta udara dingin, dingin yang sangat. Udara dingin menjadi musuh utamaku malam itu. Rasa sangat dingin itu merasuk sampe ke bawah kulit dan mengeretak di tulang-tulangku membuat aku terus terjaga. Badanku terfokus untuk melawan rasa dingin ini. Tenda cewek terletak bersebrangan tidak jauh dengan tendaku, sehingga aku dapat melihat aktifitas mereka. Tidak banyak cewe kampusku yang ikut pendakian ini. Niken salah satunya, sedari tadi Niken mondar-mandir di depan tenda mencari sesuatu untuk dibakar bersama masakannya. Tapi bukan itu yang menarik perhatianku, Niken hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong dibalut jaket tipis. Bukan karena keseksian dan molek tubuhnya yang membuatku berdecak kagum kepada Niken. Tapi justru bagaimana Niken bisa tahan dengan dingin yang sangat menyengat ini. Sedang jaket tebal, kaos kaki dan celana berlapis ku masih terasasa belum mempan untuk melawan dingin ini. Darimana Niken mendapat cukup kehangatan untuk melawan dingin yang merasuk? Ingin rasanya mereguk kehangatannya Niken heehheee..

Malam dingin pun berlalu, berganti dengan matahari pagi yang hangat, pendakian pun berlanjut. Secara tidak sengaja perjalanan kami terpisah menjadi dua group. group yang berjalan lebih cepat, berada di depan, dan group terbelakang. Aku termasuk group di depan. Berjalan bersama beberapa teman, Novi salah satu nya, satu diantara lima wanita yang ikut ekspedisi ini. Novi berjalan dengan langkah pasti, tidak ada raut lelah dimukanya, dan tidak ada kata-kata mengeluh keluar dari bibir kecilnya. tidak banyak berbicara, sepertinya ia sedang menikmati alam disekitarnya. Berjalan dengan tas besar yang menjulang hampir melewati kepalanya. Tubuh tinggi-semampainya tetap tegap mengangkut beban tas itu. Sepertinya Novi sudah sering mendaki gunung, dia pasti anak pencinta alam juga tadinya. Aku selalu kagum dengan wanita-wanita yang mampu dan brani naik gunung seperti mereka. Karena ga cuma dibuthkan fisik, tapi lebih dari itu. Wanita tahan banting dan anti pecah kaya ginikan jarang, produksinya limited?! Beda lagi dengan pendaki wanita yang satu lagi, sebut saja Farina. Ia memang paling cantik diantara lainnya. Berjalan di atas gunung bak layanya di atas cat walk. Berlenggang dengan tas backpack kecil di punggungnya. Loh dimanakah barang-barang keperluan Farina lainnya? oh ternyata ada di pria bertenaga kuda namun berhati punjaga yang tidak tega melihat tubuh Farina terbebani tas berat itu. Ia sudah berjanji untuk membawakan tas keperluan Farina selama ekspedisi ini. Salut feh buat kang mas, aku yakin walaupun aku menawarinya untuk berbagi beban tas Farina, ia pasti menolaknya. Sepertinya ada sesuatu yang ingin pria ini pertunjukan. Pria memang butuh senjata buat menaklukan dunia tapi wanita hanya memerlukan senyuman. ckckckckkk..

Pendakian terus berlanjut menuju puncak gunung, melewati kandang batu terus naik ke kandang badak, berarti sudah ¾ dari 2900 meter tinggi gunung Gede telah dilalui. Kita beristirahat sebentar untuk sekedar memulihkan tenaga dan membersihkan diri. Kita hampir sampai, setelah tanjakan terjal maka puncak Gede pun akan menyembulkan keindahannya. Dari balik-balik pepohonan kami muncul dan matahari siang itu pun langsung menyambut kami dengan belaian sinarnya yang lembut menyapa wajah kami, seolah berkata selamat datang di Surya Kencana. Aroma belerang semakin kuat tercium, “kita telah sampai di puncaknya kawan-kawan.” Ejakulasi dari pendakian ini telah kita reguk, sungguh nikmat dan indahnya. Di hamparan hutan bunga abadi ini, kuncup-kuncup edelweis menunjuk ke arah langit biru, siap merekah bila saatnya tiba.

Puncak surya kencana, 13 Mei 2006 (hari H).
Pendakian ke puncak surya kencana menghabiskan waktu skitar 12 jam perjalanan. Dulumya aku memerlukan skitar 8 jam saka, entah aku yang sudah mulai melambat apa memang rombongan ini yang terlalu menikmati perajalanan. Yah sama sajalah yang penting aku bisa menikmati pendakian ini, di ulang tahun perakku. Setelah beberapa kali naik gn Gede, ini adalah pendakian yang paling menyenangkan buat aku. Bukan hanya karena ini pendakian yang besejarah dalam hidupku, tapi aku benar-benar dapat menikmati perjalanan ini secara keseluruhan.
Di atas puncak Gunung Gede, 13 Mei 2006, aku mengadahkan kepalaku ke langit biru nan luas tanpa batas, lalu berdoa. Semoga doaku lebih cepet terdengar oleh tuhan, karena di atas puncak ini aku merasa lebih dekat denganNya. Hanya ada aku-doaku-dan diriMu, diantaranya terhampar luas awan putih yang bergulung. Kawah Gede di puncak surya kencana mengepul asap berbau belerang, membumbung membawa doaku ke telinga Ilahi.
“ya tuhan, berkahilah umurku sehingga disisa hidupku aku bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain, bukannya malah menjadi beban bagi orang lain. berartinya hidupku dinilai dari seberapa berharganya aku untuk orang lain. Karena itulah sebaik-baiknya manusia”
“ya tuhan, jadikanlah aku anak yang membahagiakan dan membanggakan orang tuaku, bukannya yang selalu menyusahkan dan menjadi beban pikiran orang tuaku. Karena surgamu di dunia dan di akhirat berada bersama ridho mereka”
“ya tuhan, ... (tidak usah ditulis lah doa yang ini, intinya doa yang berharap jodoh yang ga kunjung datang hihiiiiiii)”
dan tentu ditutup dengan doa pamungkas, robhana atina, fidyunya hasana... amien!!!


Dihamparan savana adelweis, menerobos sedikit ke bawah terhampar luas daratan. Daratan seluas 50 hektar yang biasa di datangi oleh ratusan pencinta alam dari berbagai pelosok negeri ini saat peringatan 17 Agustus, berkumpul untuk melaksanakan upacara dan pembacaan proklamasi. Hari pun berganti gelap, tak terasa kita sudah menghabiskan seharian menikmati indahnya puncak Gede. Malam dan angin dingin sudah mulai mengisi udara pegunungan. Ditanah lapang ini sudah berdiri puluhan tenda para pendaki. Angin malam mulai menari, di ufuk memanggil dingin untuk datang lagi. Kami pun mulai mencari tempat untuk tenda kami dapat berdiri. Diantara lelah, senang, lapar dan bahagia, drama-drama dan cerita pendakian teringat kembali. Disini, diantara gunung dan hutan seringkali kali manusia memperlihatkan sifat aselinya. Egois, amarah, ketidak pedulian, benci, ingin menang sendiri, pendengki, sombong, dsb muncul tanpa disadari. Demikian juga sebaliknya, maka seringkali di alam bebas kita tahu arti persaudaraan yang sebenarnya, arti sahabat yang sesungguhnya, dan arti pertemanan yang sejati.

Gunung Gede kala itu, tak pernah terlupakan oleh ku. Photo ku di puncak terpampang di dinding kamar ku. mengingatkan ku selalu pada hari itu. Happy 25th birhtday Ijank.
The journey has began, a new days come to replaced the old days, until there's no days again to be replaced.


/jnk/

tujuh macam posisi Tuhan




Bila kita menyebut tuhan kita harus sepakat bahwa Tuhan yang sesungguhnya tidak terumuskan dan tidak perlu kita perdebatkan karena Dia tidak terjangkau oleh alat apapun dalam kehidupan, pikiran, intelektualitas, terminologi, ilmu kita. Yang kita kenal tentang tuhan adalah informasi-informasi dari kitab suci dan yang kita bayangkan/apresiasikan. Sedangkan menurut tuhan sendiiri di dalam kitab suci Ia menjelaskan bahwa tuhan tidak seperti apapun. Sedangkan hakikatnya tidak ada orang atheisme atau yang tidak mengakui tuhan. Sebenernya atheis-atheis itu bukanlah tidak mengakui tuhan, hanya saja mereka menolak untuk percaya konsep-konsep ilmu, sejarah, pengetahuan tentang tuhan dari apa yang ia pernah dengar atau pelajari. Setiap orang sadar atau tidak sadar mengakui ada kekuatan yang tidak terjangkau oleh kekuatan manusia dan selama manusia mengakui ada kekuatan ekstra di luar dirinya yang berkuasa dalam dirinya sesungguhnya ia sedang bersentuhan dengan realitas tuhan, meskipun sampai akhir hayatnya mungkin saja orang itu tidak menyebutnya sebagai tuhan.

Ada tujuh macam posisi tuhan dalam kehidupan manusia, tuhan sering kali kita manifestaiskan dalam kehidupan kita dalam beberapa posisi dan berbagai aspek kehidupan:

I.Tuhan berposisi sebagai satu-satunya orientasi hidup,
Artinya seseorang tidak mau melihat, tidak mau mengurusi, tidak mau mincintai selain tuhan, posisi tuhan sangat intim dengannya. Dalam Tasawuf fenomena ini pernah dikenal dengan simbolisasi Rabiah Al Adawiah. Ia sosok yang meniadakan dunia beserta isinya bahkan Rabiah meremehkan surga dan neraka. Baginya hanya ada tuhan dan satu-satunya. Dalam kisahnya pada malam hari Rabiah keliling kampung membawa ember, lalu penduduk bertanya “buat apa malam-malam membawa ember wahai Rabiah?”, Rabiah menjawab “Aku ingin menyiram padam api neraka supaya Tuhan tahu kalo aku sujud dan beribdah kepadaNya bukan semata-mata karena aku takut akan nerakanya tapi dikarenakan rasa cintaku kepadaNya”. Di malam-malam yang laen Rabiah datang membawa obor, lalu penduduk pun bertanya lagi “buat apa kau malam ini membawa obor?”, Rabiah menjawab “untuk membakar habis surga, agar Tuhan tahu kalo aku bersujud dan beribadah kepadaNya melainkan hanya karena kemurnian, pengabdian dan penyerahan diri saya kepada Tuhan bukan karena aku mengharapkan laba yang namanya surga.”

II.Tuhan berposisi dominan sebagai prioritas dalam hidup,
Pilihan orang yang memposisikan Tuhan sebagai nomer satu, ia akan menaruh Tuhan dalam posisi utama dalam hidupnya. Pilihan manapun yang ia pilih dalam hidup musti pilihan yang mambuat ia dekat dengan Tuhan. Ia rela kehilangan harta benda, ia mau kehilangan jabatan bahkan ia mau kehilangan nyawa asal ia tidak kehilangan Tuhan. Ini yang dikenal sebagai Tauhid, diamana orang menyerahkan hidupnya hanya dalam satu konsep yaitu mendekatkan dirinya kepada Allah tapi lewat dunia, artinya ia berdagang, berkeluarga, bekerja tapi tujuan utamanya kembali kepada yang sejati Allah SWT.

III.Tuhan berposisi sebagai salah satu faktor saja,
Tuhan ada dan ia mengakuinya cuma saja posisiNya dalam kehidupan adalah netral-netral saja. Sama saja dengan pasar, jabatan, harta, sekolahan dll sebagainya. Jadi bila kita bisa menanggalkan harta, maka kita juga bisa menanggalkan Tuhan. Jadi Tuhan bukan menjadi pertimbangan utama dalam hidupnya, Tuhan hanya salah satu faktor yang biasa-biasa saja.

IV.Tuhan berposisi sebagai faktor sekunder,
Tuhan terletak dalam wilayah-wilayah sekunder dalam kehidupan manusia. Contohnya kalo ada uang di pinggir jalan orang akan memilih uang itu dibandingkan Tuhan walaupun ia tidak tau itu uang milik siapa? maksudnya kalo ada kemaksiatan walaupun Tuhan tidak suka maka orang akan tetap melakukan kemaksiatan itu kalau menurut ia itu bagus buatnya. Seperti banyak dalam membuat gedung-gedung atau hotel, biasanya rumah Tuhan posisinya di taro jauh di bawah basement ataupun nyelip di ruang sempit dekat AC bergelantungan. Jadi posisi Tuhan yang ke empat ini dimana kita takut kalo kita ketahuan bahwa kita berTuhan, maka Tuhan kita sembunyikan. Kita tidak mau akui Tuhan sebagai eksistensi kita, walaupun kita mengakui adanya Tuhan dan menjunjung orang lain yang mau beribadah.

V.Tuhan berposisi sebagai faktor kepepet,
Maksudnya dikala kita susah baru kita mengingat Tuhan. Posisi dimana kita membutuhkan Tuhan dimana kalau kita sedang terhimpit, ketika tidak ada lagi jalan keluar maka kita memohon Tuhan untuk menunjukan jalan keluar. Ciri utama dari posisi Tuhan ini adalah dimana ingatan seseorang tentang Tuhan muncul hanya saja pada waktu ia kepepet, setelah ia tidak kepepet lagi dia sudah lupa dengan Tuhan.

VI.Tuhan berposisi sebagai kambing hitam kehidupan,
Bila terjadi apa-apa dengan hidup ini maka ia menyalahkan Tuhan. Seperti kalo orang masuk penjara gara-gara narkoba ia bilang yah takdir Tuhan memang begini. Kalau ada pasangan suami-istri bercerai, mereka bilang yah memang jalannya sudah begini, pinginnya sih masih terus tapi Tuhan berkehendak lain. Jadi seolah-olah setiap bencana kehidupan dan kebobrokan manusia di lakoni oleh Tuhan sehingga posisi Tuhan selalu dimarginal kan tanpa pemahaman yang proposional. Seperti juga klo ada bencana, Tuhan seolah-olah begitu bengisnya terhadapap manusia, menciptakan neraka dsb. Padahal itu semua sebenarnya merupakan wujud kasih sayang Tuhan, bila kita memahami.

VII.Tuhan berposisi sebagai tidak ada (non-factor),
Sebagai atheisme. Atheisme ada dua macam, satu yang meniadakan keberadaan Tuhan. Dan yang lain atheisme bahwa Tuhan ada tapi Tuhan tidak berperan sebagai mana yang di omong-omongkan oleh agama. Contohnya ada orang yang percaya Tuhan ada tapi ia tidak percaya kalo Tuhan tuh memerintahkan untuk sholat, puasa, zakat, haji dsb. Ia menampikan Tuhan memanifestaikan dirinya dalam kehidupan manusuia, siangkatnya ia percaya bahwa Tuhan itu ada namun Tuhan tidak usil untuk ngurusin kehidupan manusia. Tuhan begitu demokratisnya terhadapap manusia jadi bagi Tuhan yah terserah-serah manusia saja.

Penjabaran tambahan tentang dialektika ada dan tiada:
Dasar filosifis bila Tuhan dianggap tidak ada dengan menyelami nuansa ada dan tiada. Ada itu tiada, ada yang tiada dan tiada yang ada. Tuhan tidak ada atau Tuhan ada sesungguhnya ia berada di dalam keberadaan yang sama. Semua tetap sebenarnya adalah ada, karena selama kita hidup dan memiliki kesadaran selama itu pula sesungguhnya ada yang namanya keadaan atau keberadaan kalau tidak ada Tuhan baru yang ada adalah ketiadaan tanpa ada ketiadaan.

(Penjabaran ulang buah pikiran dari Emha Ainun Nadjib)