Once Aïcha graduated, it was difficult to leave her well-paid night life for miserable desk work or to abandon the lights of the big city for a small house in Lhajeb. She told me with a bitter voice “When I was studying it was just to make pocket money. I didn’t realize that I am a prostitute until it became my full-time job after graduating”. Aïcha is still now living in the city and working as a prostitute to send money to her family and pay for her charges. Her education and beauty make very rich and well-known men from over the world pay for her services. After filling four, 120-minute tapes and finishing the interview, the young girl looked straight into my eyes and said “I fast every Ramadan and pray five times a day for Allah to forgive me, but when the night comes I realize that I have to go work for the money.
[Taken and inspired from eksinads.com "can we not judging" to comment from this blog.]
Tidak ada wanita yg bercita-cita jd pelacur ataupun sukarela melacur. Mungkin perbuatannya memang tidak bisa dibenarkan, tapi lelaki hidung belang yang memanfaatkan mereka juga bukan orang suci. Mungkin yang patut disalahkan adalah sistem lingkungannya, kontrol sosial, tatanan masyarakatnya. Saya juga tidak berani menilai perbuatan Aisyah yang kontradiktif, ibadah dan kehidupan malam. Mungkin hanya dengan memberikan minum kepada anjing yang kehausan..
Saya teringat suatu pemukiman miskin di India, dimana sistem masyarakatnya & kontrol sosial sudah sangat rusak. Saya lupa apa nama tempat itu, yg saya ingat tmt itu memiliki arti "saya sendirian (I'am alone)" dalam bahasa India. Disana kurang-lebih 90% penduduknya mengindap HIV-AIDS. Sungguh tatanan masyarakat yg berantakan dmana prostitusi merebak dan menjadi profesi utama. Tidak adanya perlindungan sosial terutama untuk anak-anak. Bahkan terkadang polisi datang hanya untuk memeras para pekerja sex disana, bahkan mereka kerap kali terpaksa menyembunikan anak2 mereka karena polisi-polisi itu senang dilayani oleh anak-anak mereka yang dibawah umur. Jaringan mucikari sedemikian kuat, sehingga sulit untuk memutus mata rantai disana.
Semoga masyarakt kita menjadi masyarakat yang madani.
/jnk/

No comments:
Post a Comment