Monday, August 4, 2008

waktu ashar



Balik ke masa dulu, di waktu sholat ashar di sebuah mushola kecil di Gelora Senayan. Saya biasanya meluangkan waktu sebentar untuk sholat ashar disela2 bermain bola pasir. Di dalam mushola waktu itu sudah ada bapak setengah baya, dgn kemeja warna suram yg agak lusuh berkopiah dan memakai sarung sedang melaksanakan sholat. Saya dan ada satu orang lain lagi lalu melaksanakan sholat. Kami sholat secara terpisah, tidak berjamaah. bapak setengah baya ini selesai sholat terlebih dahulu, setelah sholat ia melakukan wirit dgn suara yg agak lantang, sehingga menambah ketidak khusyuan sholat saya yang memang jarang khusyuk. Saya memang merasa terganggu, tapi ternyata orang yg sholat bersama saya lebih merasa terganggu. orang yang sedang sholat bersama saya adalah pria keturunan arab, anak muda berperawakan besar. setelah ia selesai sholat ia langsung menegur bapak setengah baya itu. Bapak itu terengah dan berusaha memahami kata2 anak muda tsb itu yang terus menceramahinya... "suara wirit bapak terlalu keras sehingga menggangu orang laen yg sedang sholat. wirit itu cukup di dlm hati ..." dengan lemah si bapak menjawab "... oia mas maap, soalnya saya diajarin ama guru saya dulu begitu ...". ia membalas "... pak saya ini dari arab, nabi Muhammad itu asalnya dari arab, jadi saya tau bagaimana harusnya wirit..". menyimak perbincangan mereka saya jadi berpikir, mungkin anak muda keturunan arab itu benar tapi apa hak kita untuk menilai ibadah org lain apalagi sampai menjustifikasi bahwa ibadah yg dilakukan org lain adalah salah, kita lah yg benar. bukannya ibadah adalah hak Allah utk menentukan diterima atau tidaknya ibadah seseorang. saya pun ragu bila harus menghentikan orang yg mabuk ketika ia akan sholat, padahal org yg mabuk jelas dilarang utuk sholat. Karena sepertimya itu bukan hak saya untuk melarang.

/jnk/

No comments: